Bahasa Budaya Hobi

Shounen, Shoujo, Seinen, Josei: Demografi Anime dan Manga

Tegar Rifqiaulian
December 22, 2024
0 Comments
Home
Bahasa
Budaya
Hobi
Shounen, Shoujo, Seinen, Josei: Demografi Anime dan Manga
Gambar Komik, Buku, Majalah. Gratis digunakan.
Manga (Pixabay.com/Jirreaux)

Apakah Anda pernah mendengar istilah Shounen, shoujo, seinen, dan josei dalam manga dan anime Jepang? Istilah-istilah tersebut merujuk pada demografi atau target pemirsa dari anime atau manga.

Setiap genre memiliki tema dan metode alur ceritanya tersendiri. Selain itu, genre dari anime atau manga dapat diketahui dari majalah yang mempublikasikannya.

Demografi Anime dan Manga Jepang

Kata Shounen berarti anak laki-laki atau anak muda. Serial Shounen berarti serial tersebut ditujukan pada anak laki-laki atau anak muda. Biasanya manga dengan genre Shounen akan diterbitkan pada majalah seperti Shounen Jump. 

Banyak anime dan manga Shounen mengambil tema persahabatan dan pertarungan dengan protagonis laki-laki. Contoh serial Shounen yaitu One Piece, Naruto, dan sebagainya.

[feedposts text="Read Also"/]

Kata shoujo berarti anak perempuan atau gadis remaja. Serial shoujo berarti serial tersebut ditujukan untuk anak perempuan atau gadis remaja. Biasanya memiliki protagonis perempuan dengan genre seperti mahou shoujo dan sebagainya. 

Serial shoujo jauh lebih sedikit dibandingkan serial Shounen. Contoh serial Shoujo adalah Cardcaptor Sakura, Sailor Moon, dan sebagainya.

[feedposts text="Read Also"/]

Kata seinen berarti dewasa muda. Serial seinen berarti serial yang ditujukan untuk dewasa muda. Serial seinen biasanya menampilkan karakter dewasa dan membawa tema dewasa. Contoh serial seinen yaitu Tokyo Ghoul, Kaguya-sama wa Kokurasetai, dan sebagainya.

Kata josei berarti wanita. Serial josei berarti serial yang ditujukan untuk wanita. Biasanya protagonisnya adalah wanita dewasa. Contoh serial josei yaitu chihayafuru dan sebagainya.

[feedposts text="Read Also"/]

Di antara genre tersebut, serial Shounen cukup populer. Hal ini dikarenakan serial Shounen membawa tema yang universal sehingga menarik banyak orang. Selain itu, serial Shounen memiliki beberapa karakter yang menarik perhatian, baik dari penampilan maupun kepribadian.

Dunia anime dan manga begitu luas dan beragam, menawarkan cerita untuk semua usia dan selera. Salah satu cara untuk menavigasi lautan konten ini adalah dengan memahami demografi yang menargetkan masing-masing karya. Empat demografi utama – Shounen, Shoujo, Seinen, dan Josei – membantu kita mengklasifikasikan cerita berdasarkan target audiensnya dan, sebagai konsekuensinya, gaya cerita, tema, dan visual yang digunakan. Mari kita bahas masing-masing secara detail.

[feedposts text="Read Also"/]

Shounen (少年): Untuk Anak Laki-laki

Ilustrasi anak laki-laki membaca buku
Ilustrasi anak laki-laki membaca buku


Shounen, yang secara harfiah berarti "anak laki-laki," adalah demografi paling dominan dalam industri anime dan manga. Biasanya menargetkan anak laki-laki berusia 8 hingga 18 tahun, meskipun banyak karya shounen juga dinikmati oleh penonton di luar rentang usia tersebut. Ciri khas shounen adalah:

Protagonis yang kuat dan idealis: Tokoh utama seringkali menampilkan kekuatan luar biasa, tekad yang tak tergoyahkan, dan semangat juang yang tinggi. Mereka seringkali memulai dari posisi yang lemah, tetapi berjuang untuk mencapai tujuan mereka melalui pelatihan keras dan kerja keras. Contohnya seperti Goku (Dragon Ball), Luffy (One Piece), dan Naruto (Naruto).

Aksi dan petualangan: Shounen seringkali berfokus pada pertarungan, petualangan epik, dan eksplorasi dunia yang luas. Pertarungan biasanya melibatkan kekuatan super, teknik khusus, dan strategi yang rumit.

Persahabatan dan persaingan: Tema persahabatan dan ikatan yang kuat antar karakter sangat penting dalam shounen. Persaingan antar tokoh juga seringkali menjadi penggerak utama plot, mendorong karakter untuk menjadi lebih kuat dan berkembang.

Humor: Humor slapstick dan lelucon ringan seringkali digunakan untuk menyeimbangkan adegan aksi yang intens.

Tema-tema universal: Meskipun berfokus pada aksi, shounen seringkali mengeksplorasi tema-tema universal seperti persahabatan, pengorbanan, ketekunan, dan pencarian jati diri.

Contoh terkenal: Dragon Ball, One Piece, Naruto, My Hero Academia, Attack on Titan (walaupun elemen-elemennya juga bisa termasuk dalam seinen).

[feedposts text="Read Also"/]

Shoujo (少女): Untuk Anak Perempuan

Shoujo, yang berarti "gadis," menargetkan anak perempuan berusia 8 hingga 18 tahun. Meskipun seringkali dikaitkan dengan romansa, shoujo menawarkan lebih dari sekadar kisah cinta. Ciri khasnya antara lain:

Rasa romansa: Kisah-kisah cinta merupakan elemen sentral dalam banyak cerita shoujo, seringkali menampilkan hubungan yang kompleks dan penuh drama. Namun, tak semua shoujo berfokus pada romansa; banyak yang mengeksplorasi tema-tema lain seperti persahabatan, keluarga, dan penemuan jati diri.

Karakter perempuan yang kuat: Meskipun seringkali digambarkan sebagai lembut dan sensitif, karakter perempuan dalam shoujo seringkali menunjukkan kekuatan dan kemandirian. Mereka berjuang untuk mencapai impian mereka dan mengatasi tantangan yang dihadapi.

Drama dan intrik: Shoujo seringkali melibatkan drama interpersonal, konflik emosional, dan misteri yang perlu dipecahkan.

Fokus pada kehidupan sehari-hari: Berbeda dengan shounen yang seringkali menampilkan dunia fantasi yang luas, shoujo lebih sering berfokus pada kehidupan sehari-hari karakter, seperti sekolah, keluarga, dan persahabatan.

Seni yang indah dan detail: Shoujo seringkali menampilkan gaya seni yang lebih halus dan detail, dengan fokus pada ekspresi wajah dan detail pakaian.

Contoh terkenal: Sailor Moon, Fruits Basket, Maid Sama!, Ouran High School Host Club, Kamisama Kiss.

[feedposts text="Read Also"/]

Seinen (青年): Untuk Pria Muda Dewasa

Seinen, yang berarti "pria muda," menargetkan pria dewasa, biasanya berusia 18 tahun ke atas. Seinen berbeda secara signifikan dari shounen dalam hal tema dan gaya ceritanya yang cenderung lebih gelap, kompleks, dan realistis. Ciri khasnya:

Tema-tema yang lebih dewasa: Seinen seringkali mengeksplorasi tema-tema yang lebih kompleks dan dewasa, seperti politik, perang, psikologi, dan kekerasan.

Karakter yang lebih kompleks dan berlapis: Karakter dalam seinen seringkali memiliki sifat-sifat yang lebih kompleks dan berlapis, dengan kelemahan dan kekurangan yang nyata. Mereka bukanlah tokoh heroik yang sempurna.

Plot yang lebih gelap dan realistis: Berbeda dengan shounen yang seringkali menampilkan jalan cerita yang optimis, seinen seringkali menampilkan plot yang lebih gelap dan realistis, dengan konsekuensi yang nyata atas tindakan karakter.

Gaya seni yang lebih realistis atau unik: Gaya seni dalam seinen lebih beragam dibanding shounen & shoujo, dengan beberapa menggunakan gaya yang sangat realistis sementara yang lainnya lebih eksperimental.

Contoh terkenal: Berserk, Vinland Saga, Monster, 20th Century Boys, Psycho-Pass.

[feedposts text="Read Also"/]

Josei (女性): Untuk Wanita Dewasa

Josei, yang berarti "wanita," menargetkan wanita dewasa, biasanya berusia 18 tahun ke atas. Mirip dengan seinen, josei seringkali mengeksplorasi tema-tema yang lebih kompleks dan realistis daripada shoujo. Ciri khasnya:

Tema-tema realistis mengenai kehidupan wanita: Josei seringkali mengeksplorasi aspek kehidupan wanita dewasa, seperti karir, hubungan, keluarga, dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter wanita yang kompleks dan relatable: Karakter wanita dalam josei biasanya digambarkan dengan lebih realistis dan relatable, dengan kekurangan dan kompleksitas emosional yang manusiawi.

Plot yang kompleks dan emosional: Plot dalam josei seringkali lebih kompleks dan emosional, dengan fokus pada perkembangan karakter dan hubungan antar karakter.

Gaya seni yang bervariasi: Gaya seni dalam josei bervariasi, tetapi seringkali lebih realistis daripada shoujo.

Contoh terkenal: Chihayafuru, Honey and Clover, Paradise Kiss, Princess Jellyfish, Nana.

[feedposts text="Read Also"/]

Kesimpulan

Klasifikasi demografi ini bukan patokan mutlak. Banyak karya anime dan manga mengandung elemen dari beberapa demografi sekaligus. Namun, memahami perbedaan-perbedaan utama antara shounen, shoujo, seinen, dan josei akan membantu Anda menemukan jenis cerita yang sesuai dengan selera Anda. Dengan memahami target audiens dan gaya masing-masing demografi, Anda dapat dengan lebih mudah memilih dan menikmati kekayaan cerita yang ditawarkan oleh dunia anime dan manga.

Blog authors

Tegar Rifqiaulian
Tegar Rifqiaulian
Konnichiwa, Tegar desu. Saya suka menulis artikel berkaitan dengan Jepang.

No comments