Penampilan Pria Jepang (Image by Freepik) |
Berinteraksi dengan budaya yang berbeda selalu menawarkan pengalaman yang kaya dan berkesan, tapi juga bisa menghadirkan tantangan. Jepang, dengan kekayaan budayanya yang unik dan menarik, tak terkecuali. Banyak orang asing yang jatuh cinta pada keindahan Jepang, tetapi beberapa aspek budaya Jepang terkadang bisa membingungkan, bahkan membuat frustrasi bagi mereka yang baru datang. Berikut beberapa poin yang seringkali menjadi sumber kesalahpahaman atau ketidaknyamanan bagi orang asing di Jepang.
Bahasa dan Komunikasi
Ini mungkin poin paling umum dan paling menantang. Bahasa Jepang terkenal sulit dipelajari, dengan sistem penulisan yang kompleks (hiragana, katakana, kanji) dan tata bahasa yang berbeda jauh dari bahasa-bahasa Eropa. Bahkan dengan kemampuan bahasa Jepang yang cukup baik, orang asing seringkali menemukan kesulitan dalam memahami nuansa komunikasi non-verbal dan implisit yang umum dalam budaya Jepang.
Keengganan untuk mengatakan "tidak" secara langsung: Orang Jepang sering menghindari mengatakan "tidak" secara langsung untuk mencegah kehilangan muka atau menyinggung perasaan. Ini bisa membuat orang asing merasa frustasi karena sulit untuk memahami maksud sebenarnya dari perkataan mereka. Jawaban ambigu seperti "susah ya..." atau "akan saya coba pikirkan..." seringkali berarti "tidak". Memahami konteks dan membaca bahasa tubuh menjadi sangat penting.
[feedposts text="Read Also"/]
Komunikasi yang tidak langsung: Orang Jepang cenderung lebih suka berkomunikasi secara implisit, dengan mengandalkan konteks dan intuisi. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman bagi orang asing yang terbiasa dengan komunikasi yang lebih langsung dan eksplisit. Penjelasan yang panjang dan berbelit-belit tanpa poin utama yang jelas adalah hal yang umum terjadi.
Jerih payah dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris: Sementara Jepang semakin global, kemampuan berbahasa Inggris masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar. Orang asing mungkin menemukan kesulitan dalam mendapatkan bantuan atau informasi dalam bahasa Inggris, bahkan di tempat-tempat wisata.
[feedposts text="Read Also"/]
Budaya Kerja yang Intensif
Ilustrasi pria pekerja kantoran |
Budaya kerja di Jepang terkenal dengan intensitas dan tuntutannya yang tinggi. Konsep karoshi (kematian akibat terlalu banyak bekerja) menjadi bukti nyata dari tekanan yang dihadapi para pekerja Jepang.
Jam kerja yang panjang: Jam kerja yang panjang dan seringkali lembur tanpa bayaran tambahan adalah hal yang umum. Ini bisa sangat mengejutkan dan melelahkan bagi orang asing yang terbiasa dengan jam kerja yang lebih fleksibel.
[feedposts text="Read Also"/]
Hierarki yang kaku: Struktur hierarki di tempat kerja sangat kaku, dengan penekanan pada senioritas dan rasa hormat kepada atasan. Orang asing mungkin merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan sistem ini, terutama jika mereka terbiasa dengan lingkungan kerja yang lebih egaliter.
Tekanan untuk berintegrasi: Ada tekanan yang kuat untuk berintegrasi sepenuhnya ke dalam budaya kerja Jepang, yang bisa sulit bagi orang asing yang memiliki budaya kerja yang berbeda.
[feedposts text="Read Also"/]
Norma Sosial dan Etiket
Jepang memiliki norma sosial dan etiket yang sangat spesifik, yang bisa sulit dipahami dan diikuti oleh orang asing.
Penggunaan transportasi umum: Meskipun efisien, sistem transportasi umum di Jepang memiliki aturan dan etiket yang ketat, seperti menjaga kesunyian di kereta dan memberikan tempat duduk kepada orang tua atau penyandang disabilitas. Ketidaktahuan akan aturan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan bagi sesama penumpang.
[feedposts text="Read Also"/]
Penggunaan sepatu: Adanya kebiasaan melepas sepatu di rumah dan beberapa tempat umum bisa membingungkan bagi orang asing. Ketidaktahuan akan hal ini bisa dianggap sebagai kurangnya sopan santun.
Memberi tips: Memberi tips di Jepang tidak lazim dan bahkan bisa dianggap sebagai penghinaan. Hal ini berbeda dengan kebiasaan di beberapa negara Barat.
[feedposts text="Read Also"/]
Sikap antre: Orang Jepang sangat menghargai antrean yang teratur dan tertib. Menyela antrean dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan.
Kebersihan: Kebersihan sangat dihargai di Jepang. Membuang sampah sembarangan atau merokok di tempat yang dilarang akan dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan.
[feedposts text="Read Also"/]
Keterbatasan Interaksi Sosial
Meskipun ramah, orang Jepang cenderung lebih tertutup dan menjaga jarak dengan orang asing. Hal ini bukan berarti mereka tidak ramah, tetapi mereka mungkin lebih lambat dalam membangun hubungan persahabatan yang dekat.
Kesulitan membangun persahabatan: Membangun pertemanan yang mendalam dengan orang Jepang bisa membutuhkan waktu dan usaha yang lebih banyak dibandingkan dengan di beberapa negara lain. Bahasa dan perbedaan budaya menjadi kendala utama.
[feedposts text="Read Also"/]
Kurangnya inisiatif untuk berinteraksi: Orang Jepang mungkin kurang inisiatif untuk memulai percakapan dengan orang asing, meskipun mereka mungkin ramah jika diajak bicara.
Perbedaan dalam konsep "kepribadian": Konsep tentang "kepribadian" dan ekspresi diri di Jepang berbeda dengan di beberapa negara Barat. Orang Jepang cenderung lebih menjaga citra dan menghindari konflik.
[feedposts text="Read Also"/]
Aksesibilitas dan Inklusivitas
Meskipun Jepang terus berkembang, masih ada beberapa tantangan dalam hal aksesibilitas dan inklusivitas bagi orang asing dan penyandang disabilitas.
Bahasa: Keterbatasan bahasa Inggris di luar kota-kota besar masih menjadi kendala besar bagi orang asing.
[feedposts text="Read Also"/]
Ketidakpahaman terhadap budaya yang berbeda: Kurangnya pemahaman dan sensitivitas terhadap budaya yang berbeda bisa menjadi sumber ketidaknyamanan bagi orang asing.
Hal yang Tidak Sukai dari Orang Jepang
Orang Jepang cukup disukai karena terlihat baik dan sopan kepada orang asing. Meski begitu, tetap saja ada hal-hal yang tidak disukai dari orang Jepang. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan budaya yang membuat orang asing sulit memahami apa yang dilakukan dan dirasakan oleh orang Jepang. Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak disukai dari orang Jepang oleh orang asing.
[feedposts text="Read Also"/]
Pertama adalah adanya kesenjangan besar antara honne dan tatemae. Tampaknya banyak orang asing tidak suka Honne dan Tatemae dan etika sosial orang Jepang. Cukup banyak orang asing yang pernah disakiti secara sederhana ketika orang Jepang mengajaknya untuk melakukannya lain kali namun tidak pernah terjadi dan kalaupun diundang orang asing tetap tidak berhasil.
Selanjutnya adalah orang asing tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang Jepang. Adakalanya orang Jepang tidak banyak menunjukkan ekspresi dan emosi sehingga membingungkan orang asing. Sementara itu, adakalanya ekspresi dari orang Jepang disalahpahami oleh orang asing. Beberapa orang dibuat bingung dengan orang Jepang karena tidak mengetahui maksud sebenarnya.
[feedposts text="Read Also"/]
Terdapat aturan ketat dan banyaknya persetujuan yang tidak terucapkan di Jepang. Tentu saja hal ini tidak dipahami oleh orang asing kecuali ada yang memberi tahu mereka. Oleh karena itu, orang asing tidak menyukai kepribadian orang Jepang yang meminta untuk dipahami dan bertindak.
Orang Jepang terlalu peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dirinya. Dengan demikian, banyak orang Jepang yang sangat kooperatif dan pandai membaca suasana. Namun hal ini terlihat seperti menuruti pendapat orang lain dan tidak ingin terlihat berbeda. Beberapa orang asing tidak menyukai sifat orang Jepang yang tidak menunjukkan individualitas atau kemauannya.
[feedposts text="Read Also"/]
Selain itu, orang Jepang bersikap baik saat akrab namun bersikap dingin terhadap orang yang tidak dikenal. Ada pula yang mengeluhkan tentang rasa jarak sehingga orang asing seringkali butuh waktu lama untuk mengenal dan terbiasa dengan orang Jepang.
Di Jepang, turis asing biasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, namun orang Jepang masih merasa kesulitan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahkan orang Jepang yang memiliki status dan latar belakang pendidikan tidak dapat berbahasa Inggris. Banyak orang asing mengeluhkan hal ini menyebabkan mereka tidak aktif berkomunikasi dengan orang asing.
[feedposts text="Read Also"/]
Terakhir adalah orang asing merasa orang Jepang bekerja terlalu keras. Beberapa orang asing mengatakan bahwa mereka tidak menyukai kecenderungan orang Jepang yang terlalu terobsesi menghargai kerja keras dan suasana yang mengharuskan mereka menyesuaikan diri.
Kesimpulan
Kesimpulannya, meskipun Jepang menawarkan pengalaman yang luar biasa bagi para pengunjung, memahami perbedaan budaya dan bersiap menghadapi tantangan yang disebutkan di atas akan sangat membantu dalam menikmati perjalanan dan kehidupan di Jepang. Kesabaran, rasa hormat, dan usaha untuk mempelajari budaya Jepang akan sangat dihargai dan akan membuat pengalaman menjadi lebih positif dan berkesan. Ingatlah bahwa perbedaan budaya bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan, tetapi sesuatu yang perlu dipelajari dan dihargai.
Demikian pembahasan mengenai hal-hal yang tidak disukai dari orang Jepang oleh orang asing. Ketika Anda berada di Jepang atau berkomunikasi dengan orang Jepang, Anda perlu beradaptasi dengan hal-hal tersebut. Selain itu, cari tahu pula mengenai karakteristik pria dan wanita Jepang.
Tidak ada komentar